SURI TAULADAN
BAGAIMANA PENDAPAT MEREKA?
Keteladanan,
manusia harus
memperoleh suri tauladan dari dalam keluarga, sekolah, atau masyarakat untuk
membina mereka dengan sifat dan adat istiadat yang dikehendaki. Dalam
pendidikan, nasehat saja tidaklah cukup bila tidak dibarengi dengan keteladanan
dan perantara yang memungkinkan keteladanan itu diikuti dan diteladani.
Salah
satu orang yang dapat menjadi suri tauladan bagi siswa SMAN 1 Sindangkasih
adalah Ibu Atin, dengan nama lengkap Atin Surtinah (40). Beliau adalah guru
bidang mata pelajaran Bahasa Inggris. Beliau mendapat gelar Sarjana Pendidikan
dari STKIP Galuh Ciamis (sekarang Universitas Galuh) pada tahun 1996 dan mulai
mngajar pada tahun 1998 di SMAN 1 Pamarican kemudian 2003 pindah mengajar di
SMAN 1 Sindangkasih sampai sekarang. Ibu dari dua anak ini mempunyai hobi
membaca. Semasa pendidikannya sejak SD hingga SMA beliau tidak pernah menyandang
peringkat dibawah 3. Pada tahun 2012 juga beliau terpilih untuk mewakili SMAN 1
Sindangkasih untuk menjadi guru berprestasi.
Menurut
beberapa sumber yang berpendapat tentang kepribadian Ibu Atin.
“yang saya rasakan selama
hampir 2 tahun diajar oleh Ibu Atin, beliau orangnya baik, tidak pernah pilih
kasih dalam mengajar, benar benar sabar menghadapi siswa yang masih belum
mengerti materi yang disampaikan. Mengajarnya itu pelan tapi pasti, menguasai
materi. Tidak pernah korupsi waktu.”
Kata Nenden.
“saya kalau menyampaikan
materi sesuai dengan rencana, dan berusaha supaya anak bisa mengerti apapun dan
bagaimanapun caranya.” Tutur Ibu Atin menjelaskan rahasianya mengajar hingga
banyak yang menyukai cara mengajar beliau.
Sebagian
besar, banyak siswa yang menyukai sosok Ibu Atin. Bahkan mereka berpendapat
bahwa beliau orang yang sopan baik tingkah laku, perkataan, maupun pakaian,
perhatian pula kepada anak didiknya. “beliau sederhana, tidak pernah neko-neko,
tidak pernah menyerah mengajarkan siswanya yang memang sulit mengerti dengan
materi bahasa inggris.” Kata Wida.
Ternyata
tidak hanya siswa yang menilai baik Ibu Atin. Warga sekolah lain pun banyak
yang memandang Ibu Atin dengan positif. “Karena baru mengenal Ibu Atin itu
beberapa bulan, jadi belum begitu mempelajari karakternya. Tapi, sekilas beliau
orang yang familiar, baik, tidak penah membeda-bedakan teman. Berusaha untuk
tepat waktu”. Kata Bu Teti Misketi.
Sedangkan
dimata keluarga, Ibu Atin tidak jauh berbeda dengan sosok belau di sekolah.
Bahkan, beliau benar-benar mengjalankan pernanya sebagai ibu bagi anak-anaknya
dan istri bagi suaminya. “mamah itu cerewet, selalu ngomen kalau pake baju yang
ngga cocok, mamah baik banget banget banget, nggak kenal capek meskipun pulang
pengayaan jam 5 tetep mau ngurus rumah dan keluarga, nggak pernah nuntut
sesuatu ke anak.” Kata Maya anak sulungnya.
Begitu
banyak orang yang menyukai beliau karena hal tersebut. Meskipun begitu, beliau
tetap menusia yang mempunyai kekurangan seperti yang dituturkan oleh anak
sulungnya.
Dibalik
kesuksesannya kini tetap ada kesulitan yang pernah dihadapi beliau dalam
menggapai cita-citanya. Pernah mengalami kesulitan biaya pada saat SD karena
ayahnya hanya seorang guru SD. Dan pada saat lulus SMP, beliau ingin sekali
melanjutkan ke Sekolah Pendidikan Guru, tetapi karena masalah tinggi badan yang
tidak memenuhi standar, akhirnya beliau tidak lulus seleksi. Sempat drop
menerima kenyataan, tetapi beliau tidak mau berlarut dalam kesedihan meskipun
impiannya masuk SPG tidak terwujud. Akhirnya beliau masuk ke Sekolah Menengah
Atas Swasta dan beliau mendapat beasiswa dan bisa membantu meringankan beban
orang tuanya. Sungguh indah hikmah dibalik semua kejadian pahit yang pernah
dialaminya. Dengan kata tidak menyerah dan tidak putus asa, itulah kunci sukses
beliau hingga sekarang beliau merasa lebih baik. Itulah sosok keteladanan dari Atin Suhartinah yang
patut dicontoh dari segi kesederhaan, kesabaran, keadilan, kesopanan, kecerdasan
dan kedisiplinan serta taat beribadahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar