Cute Hello Kitty 14 Ivana's Blog: Maret 2012

Selasa, 20 Maret 2012

Cinta untuk Divan



Di perkemahan itu Mita, Cinta, Cicih dan beberapa anak lainnya sedang menyiapkan minuman hangat. Iseng-iseng Divan menghampiri  mereka, sekedar ingin tahu yang diperbuat oleh Mita. Tanpa sengaja Divan mendengar pembicaraan mereka.
“ini Mit, kopi susu buat pangeran impianmu. Berikan padanya dengan penuh perasaan, biar dia tahu kalau kamu sayang sama dia.” Kata Cinta.
“yang lain gimana? Nanti pada iri?” tanya Mita.
“mereka pasti ngerti, Mit. Lagipula kita bawa minuman sama-sama.” Cicih meyakinkan.
“Ya sudah...”
Divan segera berlari menuju mushola. Tak lama Mita dan teman-temannya datang . masing-masing membawa baki berisi gelas minuman. Sementara itu Mita hanya membawa satu gelas. Divan  segera pasang wajah yang pura-pura tidak tahu. Ketika Mita menghamipiri, kemudian Divan melihat di arah kanannya Mita sedang memberikan gelas itu ke Yudi. Beberepa anak menyambut aksi Mita. Sementara itu Sinta dan Vio tidak bisa ikut menikmati keceriaan itu. Mereka saling memberi isyarat, ini tentang kekhawatiran mereka terhadap Divan.
Maka berkobarlah api cemburu di dada Divan. Ada ngilu di ulu hatinya, tulang-tulangnya terasa sakit. Apalagi setelah Vio memberitahunya tentang Mita dan Yudi yang tidak lama lagi akan jadian. Ia masih tidak percaya yang terjadi pada dirinya, tapi ia juga tidak dapat lari dari kenyataan bahwa firasatnya selama ini benar.
Setelah Vio pergi Sinta mendekat ke arah Divan.  Selama beberapa saat mereka terpaku sambil menatap gemerlap bintang di langit. Sinta berkata, “Van, eu...Vio benar. Mita memang suka sama Yudi. Kamu hanya dijadikan sebagai batu loncatan agar dia bisa kenal Yudi lebih dekat.”
Divan terdiam. Entah harus bicara apa.
“lupakan Mita ya, Van?”
Divan masih saja tidak mau bersuara. Ia yakin sepatah kata saja ia bicara air matanya akan terjatuh. Kali ini Divan tidak mau menangis, apalagi di depan Sinta.
Sejak kejadian itu, Divan jadi suka merokok. Padahal dia bukan pecandu rokok.  Sinta menangkap kegelisahan di mata sahabatnya.
“bayangkan, Ta. Selama setahun ini aku seperti mendapat kutukan. Sepertinya semua cinta yang ingin kupersembahkan untuk orang yang aku pilih, layu sebelum sempat menyentuh hati orang itu. Ini sudah ketiga kalinya.” Kata Divan.
Emosi Divan tidak bisa tertahan, terjadilah perdebatan kecil antara Divan dan Sinta. Tapi itu tidak berlangsug lama karena Sinta segera memberi minuman hangat kepada Divan agar dapat meredakan emosinya. Divan hanya tersenyum pada Sinta. Mereka saling bertatapan cukup lama.
Dan akhirnya, Divan mencoba bersikap lebih dewasa dan melupakan Mita yang dicintainya.

Minggu, 11 Maret 2012

posting pertama

hai teman teman blogger, ini posting pertama ku. di blog ini akan aku isi dengan catatan catatan pribadiku atau artikel artikel yang semoga bermanfaat